Laman

Knowledge

MEMBUAT PESTISIDA ORGANIK

Adanya hewan-hewan yang hidup bersama tanaman yang kita budidayakan pada populasi tingkat tertentu dapat “mengganggu” tanaman yang kita budidayakan. Hewan-hewan tersebut kita biasa menyebutnya hama tanaman. Dalam pertanian organik, hama tidak serta merta kita berantas sampai tuntas tas, melainkan kita kendalikan populasinya. Pertanian organik harus memenuhi kaidah keseimbangan alam. Maka untuk pengendaliannya kita gunakan tanaman yang mengandung racun bagi hama tanaman. Gadung dan tembakau dapat kita gunakan karena bahan-bahan ini mudah didapat. Penggunaan pestisida organik ini juga dapat menekan biaya produksi karena dapat diproduksi sendiri. Di bawah ini adalah salah satu cara pembuatan pestisida organik. Silahkan mencoba.

Bahan dan Alat:

2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:

Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:

1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:

Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:

Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.

Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.


------------------------------------------------------------------------------------


MEMBUAT KOMPOS SENDIRI

Seorang teman, CB, bilang kepadaku, "Mbok ya diterangkan bagaimana cara membuat kompos ala kamu, gitu. Agar semua orang percaya kamu itu memang enggak cuman cuap-cuap doang!". Aku pikir, ada baiknya juga. Berikut adalah langkah sederhana membuat kompos yang sangat tidak memerlukan daya yang besar. Sungguh!

1. Siapkan Reaktor Kompos (Komposter)
Ketika aku pindah ke Cimahi sebulan yang lalu, reaktor yang telah kubuat setahun yang lalu kubawa serta. Reaktor ini adalah wadah yang terabut dari PVC, drum berukuran kira-kira 1 m-kubik. Walaupun reaktor komposku terbuat dari drum PVC (seperti yang terlihat pada Gambar di atas), sebenarnya reaktor ini bisa dibuat dari apa saja. hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah, reaktor ini harus memiliki sistem ventilasi yang bagus. Reaksi pengkomposan adalah memang jenis reaksi yang memerlukan udara. Jika reaktor ini tidak memiliki sistem ventilasi yang baik, proses pembusukan yang terjadi juga akan menghasilkan bau busuk akibat dari pembentukan amoniak dan H2S.

2. Persiapan Bahan Organik
Siapkan bahan (atau sampah) organik yang akan dikomposkan. Sampah organik yang disiapkan bisa berasal apa saja, misalnya dari sisa sayuran, nasi, atau potongan-potongan tanaman dari kebun. Agar kompos tidak berbau, hindari memasukkan daging, tulang dan minyak. Sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos, bahan-bahan tadi sebaiknya dipotogn kecil-kecil agar proses dekomposisinya menjadi lebih cepat dan lebih sempurna.

Proses pembusukan atau dekomposisi memerlukan bakteri pengurai. Jadi, alangkah baiknya jika bahan-bahan tadi dicampur terlebih dahulu dengan sumber bakteri pengurai sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos. Sumber bakteri pengurai yang paling mudah didapat adalah pupuk kandang (kotoran ternak). Bakteri pengurai yang dapat digunakan untuk membantu proses pengomposan juga dijual di toko-toko penjual pupuk. Salah satunya adalah EM4 (Effective Microorganism 4) yang aku beli di Cihideung seharga Rp. 15000,- sebotol berukuran 1 liter.

3. Siram dan Aduk
Agar proses pengomposan berjalan dengan sempurna, media harus mengandung kira-kira 50% air. Jadi jangan lupa untuk selalu menyiram media kompos ini setiap hari dengan air secukupnya. Bila perlu, bolak-balik media kompos setiap hari agar proses aerasi berjalan sempurna. Selama proses pengomposan, sering kali lalat menjadi masalah yang menjengkelkan. Oleh sebab itu, kuusahakan agar setiap lubang di reaktor komposku kututup dengan kawat kasa. Bila bau tak sedap keluar, tambahkan air dan EM4, dan bau segera menghilang. Jika proses ini berjalan dengan baik, setelah 5 hari volume sampah yang dimasukkan akan menyusut kira-kira menjadi hanya 25% dari volume awalnya. Jadi untuk skala rumah tangga, reaktor kompos berukuran 1 m-kubik sudah lebih dari cukup.

4. Panen
Kompos siap dipanen setelah diproses kira-kira 2-3 minggu, bergantung pada tahap pemrosesnya. Pada reaktor komposku, sengaja kubuat sebuah sistem sederhana sehingga proses pemanenan kompos dilakukan dari dasar reaktor. Kompos yang diperoleh adalah lumpur hitam yang mengandung air kira-kira 50%. Sehingga, untuk mendapatkan kompos kering, lumpur tadi harus dijemur. Biasanya, lumpur yang kuperoleh langsung kupakai sebagai media tanaman di kebunku. Jadi tidak perlu dijemur dahulu.

Mudah, kan? Sederhana dan jauh lebih sehat. Sejak setahun yang lalu, aku tidak pernah lagi membuang sampah organik. Sampah organik yang kuhasilkan, kupakai sendiri.

Moga-moga CB puas! :-)

------------------------------------------------------------------------------------

MEMPERINDAH ADENIUM

Selain memperindah batang dan bunga, adenium sangat diharapkan penggemarnya memiliki bonggol besar dan unik. Sebelumnya telah diulas untuk menumbuhkembangkan adenium agar memiliki batang yang indah dengan tata cara pengembangbiakan.

Layaknya manusia, adenium dalam berkembangbiaknya tergantung dari gen indukan. Kelangkaan bonggol bagus membuat beberapa penggemar bereksperimen merancang bonggol sejak tanaman masih berumur muda. Bonggol muda berukuran 4 smapai 5 cm sudah dapat dibentuk.

Dari sisa umbi masih bisa tumbuh akar, bahkan bentuknya lebih rapi karena akar muncul serempak dari pinggir bonggol yang menganga. Memaksa bonggol untuk tumbuh besar memang relatif sulit. Salah potong dan penanganan tidak tepat membuat tanaman merana dan mati.

‘’Itu sebabnya kebanyakan penggemar menggunakan tanaman sakit untuk dipotong. Kompensasinya jika tanaman mati maka tidak merasa rugi. Sebenarnya beberapa penggemar malah menggunakan bonggol baru yang sehat. Justru tanaman yang sehat lebih cepat pulih, setelah dilukai. Masa pemulihan tanaman yang relatif lama, bahkan risiko mati.

Pilih tanaman yang batangnya berwarna hijau, mulus dan bebas penyakit puru,’’ kata salah seorang penggemar sekaligus pebisnis tanaman hias di seputaran Denpasar, Komang Suweca, Kamis (28/2) kemarin di Denpasar.

Meskipun bentuk bonggol bagus, tetapi jika dipenuhi dengan puru akan mengurangi keindahan tanaman. Selain sehat, syarat lain adalah pertumbuhan tanaman harus bagus. Itu ditandai dengan adanya guratan di sekitar bonggol yang menandakan pertumbuhannya cepat.

Supaya penampilan terlihat cantik dan unik, gunakan bonggol sehat dan bercabang banyak. Tidak ada syarat khusus untuk ukuran tanaman. Baik kecil bisa dipermak menjadi besar. Jika digunakan bonggol bercabang banyak, ketika besar sosok tanaman akan terlihat eksklusif.

Setelah tamanan adenium tersedia dan siap dilakukan pemolesan dengan cara:

* Siapkan pisau besih/carter yang tajam dan seteril.
* Cabut tanaman dari pot perlahan-lahan dengan cara menggoyang-goyangkan agar bonggol dan akar merenggang, tujuannya agar akar tidak putus. Kalau perlu dilakukan perendaman menggunakan air melalui selang air dimasukan ke dalam media, sehingga tanah gembur. Perlahan tanaman angkat dan akar tetap utuh.
* Letakkan tanaman di atas kertas atau talenan.
* Potong tanaman tepat di bagian yang paling besar dari bonggol. Lakukan perlahan-lahan supaya bonggol tidak retak. Setelah itu celupkan batang yang sudah dipotong ke dalam larutan fungisida selama 6 sampai 10 menit. Selanjutnya angkat dan keringkan di tempat teduh selama 30 sampai 60 menit.
* Olesi dengan zat perangang akar, rooton F atau atonik untuk memacu pertumbuhan akar. Supaya bekas potongan seteril, olesi luka dengan bawang putih. Bawang putih bukan untuk memacu pertumbuhan, tetapi mensterilkan luka.
* Selanjutnya kering-anginkan di tempat teduh selama 5 sampai 10 menit.
* Tanam kembali dan simpan ditempat teduh.

Adenium dinilai karena bonggolnya. Orang pun berlomba-lomba menggemukkan bonggol adenium. Celakanya, salah penanganan, tanaman malah busuk. Alih-alih adenium menjadi bagus, malah kadang jadi mampus. Ini catatan kecil mengenai cara membesarkan bonggol adenium secara baik dan benar.

Hampir 90 % sel tanaman tersusun air dan tidak salah bila dikatakan dimensi tanaman sangat tergantung dengan banyaknya air yang ditampung dalam sel (vacuola / rongga sel). Faktor-faktor yang berpengaruh dalam hal ini adalah tingkat kelenturan (extensibilitas) dinding sel dan besarnya influk air ke dalam sel.

Tingkat pertumbuhan sel meningkat dengan cepat bila extensibilitas sel dan influk air ke dalam sel juga meningkat. Nah tinggal dicari apa yang mempengaruhi dua faktor tersebut di atas.

Perlu digarisbawahi, pertumbuhan sel tanaman dimulai dengan pemanjangan (ratio pemanjangan jauh lebih tinggi dari pelebaran) dan disebut pertumbuhan primer. Setelah tahap pemanjangan sampai titik maksimum kemudian diikuti pertumbuhan kearah lateral/pelebaran (pertumbuhan sekunder). Pertumbuhan selanjutnya terjadi pada titik tumbuh baru (meristem) dengan mekanisme dan proses yang sama seperti di atas.

Bahwa hormon auksin, hormon giberelin, dan ekspansin (sejenis senyawa protein) dipercaya dapat meningkatkan kelenturan dinding sel.

Berita baik, urea yang sudah sangat kita kenal mempunyai dampak mirip dengan kerja ekspansin. Berita buruk, hati-hati dengan urea, tanaman mudah layu dan dinding sel jadi rawan pembusukan.

Mungkin tambahan 1 sendok makan (10 gram) urea dilarutkan dalam 25 liter air (setara 186 ppm urea 46%) diberikan satu minggu sekali akan cukup aman.

Catatan : bila pakai urea, agar efektif pastikan media tanam jangan pasir melulu, karena urea seperti halnya pupuk organik yang lain, perlu dekomposisi oleh mikroorganisme sebelum dapat diserap tanaman.




Read more "Knowledge..."
 

Trik Memperbesar Bonggol Adenium

Selain memperindah batang dan bunga, adenium sangat diharapkan penggemarnya memiliki bonggol besar dan unik. Sebelumnya telah diulas untuk menumbuhkembangkan adenium agar memiliki batang yang indah dengan tata cara pengembangbiakan.Berikut adalah cara memperbesar bonggol Adenium. Silahkan Mencoba !

Membuat Kompos Sendiri

Seorang teman, CB, bilang kepadaku, "Mbok ya diterangkan bagaimana cara membuat kompos ala kamu, gitu. Agar semua orang percaya kamu itu memang enggak cuman cuap-cuap doang!". Aku pikir, ada baiknya juga. Berikut adalah langkah sederhana membuat kompos yang sangat tidak memerlukan daya yang besar.Sungguh!!!!!!!. Mari Kita Coba !

Membuat Pestisida Organik

Pertanian organik harus memenuhi kaidah keseimbangan alam. Maka untuk pengendaliannya kita gunakan tanaman yang mengandung racun bagi hama tanaman. Gadung dan tembakau dapat kita gunakan karena bahan-bahan ini mudah didapat.Di bawah ini adalah salah satu cara pembuatan pestisida organik. Silahkan mencoba.